Bunuh Diri
Mengapa
bunuh diri? Kendati sedikit banyaknya pertanyaan ini terjawab dari surat
(wasiat) yang ditinggalkan, jawaban yang sesungguhnya barangkali hanya bisa
diperoleh dari orang yang bunuh diri itu sendiri. Tetapi, ada kalanya orang
yang bunuh diri pun tidak tahu motivasinya.
Persentase
bunuh diri anak muda di Jepang cukup tinggi bila dibandingkan dengan Negara
maju di barat. Dalam masa muda yang berisi penderitaan dan kesusahan yang
bersifat paling murni dalam kehidupan, banyak anak muda yang memikirkan tentang
bunuh diri dan suatu saat mampu mengatasinya. Namun, belakangan ini meningkat
pula anak muda yang bunuh diri dengan motivasi yang tidak dipahami oleh orang
dewasa.
Ada
dua murid perempuan SMP yang berucap, “tidak ada keinginan untuk hidup” dan
lantas bunuh diri. Seorang murid kelas dua SMA di provinsi Gunma bunuh diri
sesudah meninggalkan surat yang bertuliskan, “Saya jadi tidak mengerti tentang
hdup”. Seorang murid SMP yang berusia 14tahun di Osaka meninggalkan surat
penghabisannya, “ Saya mohon maaf yang sedalam-dalamnya dengan akhir yang
begini… Segala kesalahan terletak pada saya”.
Selain
itu, seorang murid laki-laki berusia 13 tahun, setelah menuis kalimat “ Langit
biru . Saya tidak mau hidup”. Dengan kapur di atas atap SMP, melompat terjun,
dan luka parah. Seorang murid perempuan SMP di provinsi Chiba berkata, “Saya
tidak mengerti entah mengapa.” Dan terjun bunuh diri ke dalam laut malan hari
dengan mengenakan pakaian mandi. Para orang tua berulang kali berucap, “ Kami
tidak habis pikir masa anak kami bunuh diri”. Teman dan gurunya pun sama-sama
berucap, “Di luar dugaan. Penybabnya sama sekali tidak dipahami”.
Tidak
hanya bunuh diri, mereka yang minggat dari rumah dan berbuat kenakaln juga
meningkat. Anak muda sekarang ini tidak mempunyai saudara karena dibesarkan
dalam keluarga inti. Kalau punya saudara, mereka bertengkar, dan bias saling
nasihat-menasihati. Sekaligus, kalau ada masalah, orang tempat berkonsultasi
selalu ada di dekatnya.
Namun
, anak muda yang sedari kecil dibesarkan dan dimanja oleh kedua orang tuanya
sebagai anak tunggal, tatkala terbentur pada suatu masalah, segera saja
memperturutkan kata hati untuk bunuh diri. Penyebabnya adalah dia tidak punya
pengalaman dan tidak memperoleh pendidikan bagaimana mengatasinya sendiri.
Isho
= surat wasiat
Iede
= minggat
Hiko
= kenakalan, perbuatan buruk
Kakukazoku
= keluarga inti( keluarga yang terdiri dari orang tua dan seorang anak )
Shi
ni hashiru = memperturutkan kata hati untuk bunuh diri.
No comments:
Post a Comment